Konnichiwa minna sannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn !!
Gimana hari libur nya? menyenangkan atau enggak?
Yukkk sedikit kita belajar sejarah,saya punya sedikit artikel tentang
DAERAH-DAERAH YANG PERNAH JEPANG KUASAI SEJAK ABAD KE 15..
Jepang pertama kali menginvasi Korea pada tahun 1592-1593 dipimpin oleh Panglima Angkatan Laut Kekaisaran Jepang bernama Toyotomi Hideyoshi. Rencana penaklukan Korea yang pada saat itu dikuasai Kerajaan Joseon dilakukan setelah proses Penyatuan Jepang. Dalam invasi pertama, Jepang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Joseon yang dibantu Dinasti Ming Tiongkok. Kemudian invasi kedua dilancarkan Jepang (1594-1604) yang bertujuan untuk membalas kegagalan invasi pertama. Invasi kedua Jepang ke Semenanjung Korea mempunyai banyak versi nama, seperti Perang Tujuh Tahun, Invasi Hideyoshi, atau Perang Imjin (Hangul: 한글). Dalam invasi kedua, Joseon kembali dibantu Dinasti Ming Tiongkok dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang. Invasi kedua telah menghancurkan ibu kota Joseon, kota-kota besar, dan Istana Gyeongbok. Setelah modernisasi Jepang pada awal abad ke-20, Jepang kembali berniat menginvasi Korea. Melalui agen mata-mata Jepang, serentetan pembunuhan terjadi di Korea, termasuk pembunuhan Ratu Myeongseong pada 1895. Puncak dari pencaplokan Korea oleh Jepang terjadi pada 1905 dengan Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai wilayah kekuasaan Jepang. Penjajahan Korea oleh Jepang berakhir setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II tahun 1945. Semenanjung Korea kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.
Formosa (Taiwan)
Invasi Jepang ke Pulau Formosa dimulai pada 1895 ketika terjadi perang antara Kekaisaran Jepang dan Republik Formosa tahun 1895, setelah Dinasti Qing Tiongkok menyerahkan Taiwan dan Pescadores kepada Jepang dalam Perjanjian Shimonoseki. Konflik terjadi selama lima bulan dan membunuh hampir 14.000 orang Formosa dan hampir 5.000 pasukan Jepang, terutama karena penyakit. Salah satu korban jiwa diantaranya termasuk pangeran Kitashirakawanomiya Yoshihisa dari keluarga kekaisaran Jepang. Dalam perang tersebut, pihak Jepang dipimpin Kabayama Sukenori sementara pihak Republik Formosa dipimpin Tan Chingsung, Liu Yungfu, dan Chiu Fengchia. Perang berakhir dengan kemenangan Jepang yang berarti dimulainya zaman penjajahan di Formosa.
Tiongkok (RRT)
Awal pendudukan Jepang atas daratan Tiongkok dimulai saat Perang Sino-Jepang Pertama yang meletus pada 1 Agustus 1894 sampai 17 April 1895 antara Dinasti Qing Tiongkok dengan Kekaisaran Jepang dalam memperebutkan kendali atas Korea. Perang ini juga menjadi simbol kemerosotan Tiongkok dan menunjukkan kesuksesan program modernisasi Jepang sejak Restorasi Meiji. Peperangan ini berakhir dengan kekalahan Dinasti Qing dan penandatanganan Perjanjian Shimonoseki pada tahun 1895 yang berakibat pada ganti rugi 30 miliar tael kepada Jepang. Pengaruh selanjutnya dari perang ini adalah pergantian dominasi regional Asia dari Tiongkok kepada Jepang. Pada 7 Juli 1937, meletus Perang Sino-Jepang Kedua yang juga menjadi bagian Perang Dunia II. Perang ini juga menjadi perang terbesar antara Tiongkok dengan Jepang. Pada mulanya perang berjalan dalam skala kecil dan menengah. Perang berskala besar baru dimulai sejak tahun 1937 dan berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada Perang Dunia II tahun 1945. Perang ini merupakan akibat dari kebijakan imperialis Jepang yang sudah berlangsung selama beberapa dekade. Jepang bermaksud mendominasi Tiongkok secara politis dan militer untuk menjaga cadangan bahan baku dan sumber daya alam yang sangat banyak dimiliki Tiongkok. Pada saat yang bersamaan, kebangkitan nasionalisme Tiongkok dan kebulatan tekad membuat perlawanan tidak bisa dihindari. Sebelum tahun 1937, kedua pihak sudah bertempur dalam insiden-insiden kecil dan lokal untuk menghindari perang secara terbuka. Invasi Manchuria oleh Jepang pada tahun 1931 dikenal dengan nama Insiden Mukden. Bagian akhir dari penyerangan ini adalah Insiden Jembatan Marco Polo tahun 1937 yang menandai awal perang besar-besaran antara kedua negara. Sejak tahun 1937 sampai 1941, Tiongkok berperang sendiri melawan Jepang. Setelah peristiwa penyerangan terhadap Pearl Harbor terjadi, Perang Sino-Jepang Kedua pun bergabung dengan konflik yang lebih besar yaitu Perang Dunia II yang membuat Tiongkok semakin menderita akibat perang. Penjajahan Jepang di Tiongkok berakhir seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II front Pasifik tahun 1945.
Pulau Wake di Pasifik
Pulau Wake diinvasi Jepang bersamaan dengan penyerangan ke Pearl Harbour, Hawaii. Serangan dimulai pada 7 Desember 1941 melalui Angkatan Udara Jepang yang membombardir pertahanan tentara Amerika Serikat. Serangan berakhir pada 23 Desember 1941, dengan menyerahnya pasukan Amerika Serikat kepada Jepang. Dalam pertempuran di Pulau Wake, pihak Jepang dipimpin oleh Shigeyoshi Inoue, Sadamichi Kajioka, dan Shigematsu Sakaibara. Sementara pihak Amerika Serikat dipimpin oleh Winfield S. Cunningham dan James P. S. Devereux. Jepang menguasai Pulau Wake hingga 4 September 1945 setelah sisa-sisa garnisun Jepang menyerah kepada Amerika Serikat yang merebut kembali Pulau Wake.
Indochina Perancis (Vietnam)
Jepang menginvasi Indochina Perancis ketika terjadi Perang Sino-Jepang Kedua tahun 17 Juli 1937. Invasi ini juga sering disebut Futsu-in Shinchu (Kanji: 仏印進駐) yang berarti Ekspedisi Vietnam. Jepang menginvasi Indochina Perancis dengan tujuan memblokade impor senjata oleh Tiongkok yang berasal dari Amerika Serikat. Jepang menguasai jalur kereta api Haiphong-Yunnan Fou yang biasa dipakai Amerika Serikat. Blokade Jepang atas jalur kereta api tersebut telah melemahkan Tiongkok dalam hal pengadaan senjata perang.
Thailand
Ketika Perang Dunia II di front Eropa pecah, pemerintah kolonial Perancis di Indochina Perancis mengalami pelemahan di segala aspek yang berimbas menjamurnya oposisi dalam negeri yang menuntut kemerdekaan dari Perancis. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Thailand yang didukung Jepang untuk membantu pasukan oposisi merebut kekuasaan dari tangan Perancis. Hal ini dilakukan Thailand dalam rangka merebut kembali wilayah Thailand yang dahulu dicaplok oleh Perancis. Perang yang terjadi pada tahun 1940-1941 dimenangkan oleh pihak Thailand yang dipimpin Plaek Phibunsongkhram. Perancis yang dipimpin oleh Jean Decoux dipaksa menyerahkan seluruh daerah jajahannya kepada Jepang, sementara daerah yang dipermasalahkan akan digabung dengan Thailand. Kekalahan pasukan Perancis pada perang tersebut secara otomatis menandakan dimulainya pendudukan Jepang di Indochina secara penuh.
Burma (Myanmar)
Invasi Jepang ke Burma dimulai pada tanggal 16 Desember 1941 dengan menempatkan Pasukan Angkatan Darat Kelimabelas di perbatasan Burma-Thailand sebelah selatan. Setelah mobilisasi pasukan dirasa cukup, Jepang melancarkan serangan pertamanya pada pertengahan Januari 1942 ke wilayah Victoria Point, basis pertahanan terluar Sekutu di sebelah selatan Burma yang diharapkan tidak akan jatuh ke pihak Jepang. Serangan kedua Jepang dilakukan dengan membantai polisi Burma di kantor polisi pusat Tenasserim yang dilakukan oleh Resimen Infanteri Jepang dari Divisi ke-55. Serangan berlanjut ke lapangan udara di Tavoy dan Mergui, masih di wilayah Tenasserim. Pasukan Burma yang mempertahankan lapangan udara tersebut terpaksa mundur karena kewalahan menahan laju pasukan Jepang yang terus merangsek ke utara. Sebelum mundur dari pertempuran, pasukan Burma dari batalyon ke-3 dan ke-6 mengevakuasi penduduk Mergui sebelum kedatangan pasukan Jepang. Sementara itu, di langit ibu kota Burma, Rangoon terjadi perang udara antara Angkatan Udara Jepang dengan detasemen kecil RAF (Royal Air Force) yang dibantu pilot relawan Amerika yang dikenal dengan “Flying Tigers”. Namun sejak lapangan udara Tavoy dan Mergui direbut Jepang, penyerangan lewat udara ke kota Rangoon semakin intensif dan tidak bisa lagi dibendung Sekutu. Pada tanggal 22 Januari 1942, Divisi ke-55 Jepang bergerak ke arah barat untuk menyerang Rahaeng yang melintasi perbatasan Kawkareik. Kekuatan pasukan Jepang yang dominan tidak dapat dibendung Brigade Infanteri ke-2 Burma meskipun dibantu oleh Brigade Infanteri ke-16 India. Dari sinilah, pasukan Jepang terus merangsek maju sampai ke kota Rangoon hingga berhasil menguasai sebagian Burma.
Guam
Sebelum dimulainya Perang Dunia II, status Guam merupakan wilayah kekuasaan Amerika Serikat. Pada 8 Desember 1941, Jepang menginvasi Guam dalam kampanye Perang Pasifik. Amerika Serikat yang tidak memprioritaskan Guam dalam perlindungannya, membuat Jepang dengan mudah menguasai pulau tersebut. Pada pukul 04.45 pagi tanggal 8 Desember 1941, gubernur Guam, George McMillin mendapat kabar tentang serangan Jepang ke Pearl Harbour. Pukul 08.27 pagi, pesawat Jepang dari Pulau Saipan menyerang barak Marinir Amerika Serikat, Piti Navy Yard, stasiun radio Libugon, Standard Oil Company, dan hotel Pan American di Guam. Selama serangan tersebut, kapal penyapu ranjau USS Penguin yang merupakan kapal angkatan laut terbesar di pulau itu tenggelam. Serangan udara Jepang ke Guam terus berlanjut dan mereda pada pukul 17.00 sore. Keesokan harinya pukul 08.30, serangan udara Jepang kembali membombardir Guam dengan 9 unit pesawat tempur. Pada malam harinya, Jepang mendaratkan 400 tentara Defence Force ke-5 dari Saipan ke Pantai Dungcas di sebelah utara Agana. Pertempuran yang tidak berimbang antara pasukan Amerika Serikat dan Jepang membuat Amerika Serikat harus menyerah. Melalui Gubernur George McMillin, Amerika Serikat resmi menyerah pada pukul 06.00 pagi tanggal 10 Desember 1941 kepada pemimpin pasukan Jepang, Tomitaro Horii.
Kepulauan di Pasifik
Gimana hari libur nya? menyenangkan atau enggak?
Yukkk sedikit kita belajar sejarah,saya punya sedikit artikel tentang
DAERAH-DAERAH YANG PERNAH JEPANG KUASAI SEJAK ABAD KE 15..
sebelum di baca,biasakan lah menggoyang jempol xD
CEKIDOTTTTTTT
Semenanjung Korea
CEKIDOTTTTTTT
Semenanjung Korea
Jepang pertama kali menginvasi Korea pada tahun 1592-1593 dipimpin oleh Panglima Angkatan Laut Kekaisaran Jepang bernama Toyotomi Hideyoshi. Rencana penaklukan Korea yang pada saat itu dikuasai Kerajaan Joseon dilakukan setelah proses Penyatuan Jepang. Dalam invasi pertama, Jepang berhasil dipukul mundur oleh pasukan Joseon yang dibantu Dinasti Ming Tiongkok. Kemudian invasi kedua dilancarkan Jepang (1594-1604) yang bertujuan untuk membalas kegagalan invasi pertama. Invasi kedua Jepang ke Semenanjung Korea mempunyai banyak versi nama, seperti Perang Tujuh Tahun, Invasi Hideyoshi, atau Perang Imjin (Hangul: 한글). Dalam invasi kedua, Joseon kembali dibantu Dinasti Ming Tiongkok dan berhasil memukul mundur pasukan Jepang. Invasi kedua telah menghancurkan ibu kota Joseon, kota-kota besar, dan Istana Gyeongbok. Setelah modernisasi Jepang pada awal abad ke-20, Jepang kembali berniat menginvasi Korea. Melalui agen mata-mata Jepang, serentetan pembunuhan terjadi di Korea, termasuk pembunuhan Ratu Myeongseong pada 1895. Puncak dari pencaplokan Korea oleh Jepang terjadi pada 1905 dengan Perjanjian Eulsa yang menjadikan Korea sebagai wilayah kekuasaan Jepang. Penjajahan Korea oleh Jepang berakhir setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II tahun 1945. Semenanjung Korea kemudian dibagi menjadi dua, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.
Formosa (Taiwan)
Invasi Jepang ke Pulau Formosa dimulai pada 1895 ketika terjadi perang antara Kekaisaran Jepang dan Republik Formosa tahun 1895, setelah Dinasti Qing Tiongkok menyerahkan Taiwan dan Pescadores kepada Jepang dalam Perjanjian Shimonoseki. Konflik terjadi selama lima bulan dan membunuh hampir 14.000 orang Formosa dan hampir 5.000 pasukan Jepang, terutama karena penyakit. Salah satu korban jiwa diantaranya termasuk pangeran Kitashirakawanomiya Yoshihisa dari keluarga kekaisaran Jepang. Dalam perang tersebut, pihak Jepang dipimpin Kabayama Sukenori sementara pihak Republik Formosa dipimpin Tan Chingsung, Liu Yungfu, dan Chiu Fengchia. Perang berakhir dengan kemenangan Jepang yang berarti dimulainya zaman penjajahan di Formosa.
Tiongkok (RRT)
Awal pendudukan Jepang atas daratan Tiongkok dimulai saat Perang Sino-Jepang Pertama yang meletus pada 1 Agustus 1894 sampai 17 April 1895 antara Dinasti Qing Tiongkok dengan Kekaisaran Jepang dalam memperebutkan kendali atas Korea. Perang ini juga menjadi simbol kemerosotan Tiongkok dan menunjukkan kesuksesan program modernisasi Jepang sejak Restorasi Meiji. Peperangan ini berakhir dengan kekalahan Dinasti Qing dan penandatanganan Perjanjian Shimonoseki pada tahun 1895 yang berakibat pada ganti rugi 30 miliar tael kepada Jepang. Pengaruh selanjutnya dari perang ini adalah pergantian dominasi regional Asia dari Tiongkok kepada Jepang. Pada 7 Juli 1937, meletus Perang Sino-Jepang Kedua yang juga menjadi bagian Perang Dunia II. Perang ini juga menjadi perang terbesar antara Tiongkok dengan Jepang. Pada mulanya perang berjalan dalam skala kecil dan menengah. Perang berskala besar baru dimulai sejak tahun 1937 dan berakhir dengan menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada Perang Dunia II tahun 1945. Perang ini merupakan akibat dari kebijakan imperialis Jepang yang sudah berlangsung selama beberapa dekade. Jepang bermaksud mendominasi Tiongkok secara politis dan militer untuk menjaga cadangan bahan baku dan sumber daya alam yang sangat banyak dimiliki Tiongkok. Pada saat yang bersamaan, kebangkitan nasionalisme Tiongkok dan kebulatan tekad membuat perlawanan tidak bisa dihindari. Sebelum tahun 1937, kedua pihak sudah bertempur dalam insiden-insiden kecil dan lokal untuk menghindari perang secara terbuka. Invasi Manchuria oleh Jepang pada tahun 1931 dikenal dengan nama Insiden Mukden. Bagian akhir dari penyerangan ini adalah Insiden Jembatan Marco Polo tahun 1937 yang menandai awal perang besar-besaran antara kedua negara. Sejak tahun 1937 sampai 1941, Tiongkok berperang sendiri melawan Jepang. Setelah peristiwa penyerangan terhadap Pearl Harbor terjadi, Perang Sino-Jepang Kedua pun bergabung dengan konflik yang lebih besar yaitu Perang Dunia II yang membuat Tiongkok semakin menderita akibat perang. Penjajahan Jepang di Tiongkok berakhir seiring dengan kekalahan Jepang pada Perang Dunia II front Pasifik tahun 1945.
Pulau Wake di Pasifik
Pulau Wake diinvasi Jepang bersamaan dengan penyerangan ke Pearl Harbour, Hawaii. Serangan dimulai pada 7 Desember 1941 melalui Angkatan Udara Jepang yang membombardir pertahanan tentara Amerika Serikat. Serangan berakhir pada 23 Desember 1941, dengan menyerahnya pasukan Amerika Serikat kepada Jepang. Dalam pertempuran di Pulau Wake, pihak Jepang dipimpin oleh Shigeyoshi Inoue, Sadamichi Kajioka, dan Shigematsu Sakaibara. Sementara pihak Amerika Serikat dipimpin oleh Winfield S. Cunningham dan James P. S. Devereux. Jepang menguasai Pulau Wake hingga 4 September 1945 setelah sisa-sisa garnisun Jepang menyerah kepada Amerika Serikat yang merebut kembali Pulau Wake.
Indochina Perancis (Vietnam)
Jepang menginvasi Indochina Perancis ketika terjadi Perang Sino-Jepang Kedua tahun 17 Juli 1937. Invasi ini juga sering disebut Futsu-in Shinchu (Kanji: 仏印進駐) yang berarti Ekspedisi Vietnam. Jepang menginvasi Indochina Perancis dengan tujuan memblokade impor senjata oleh Tiongkok yang berasal dari Amerika Serikat. Jepang menguasai jalur kereta api Haiphong-Yunnan Fou yang biasa dipakai Amerika Serikat. Blokade Jepang atas jalur kereta api tersebut telah melemahkan Tiongkok dalam hal pengadaan senjata perang.
Thailand
Untuk menyerang Malaya
dan Burma, Jepang membutuhkan pelabuhan, jalur kereta api, dan lapangan
udara yang letaknya strategis, yaitu Thailand. Thailand yang pada saat
itu dipimpin diktator Plaek Phibunsongkhram tidak siap untuk menghadapi
serangan Jepang. Oleh sebab itu Phibunsongkhram lebih memilih bersekutu
dengan Jepang secara rahasia pada 1940. Selain enggan berperang dengan
Jepang, faktor lainnya adalah propaganda Jepang berupa janji akan
memenangkan perang. Praktis sejak tahun 1940, Jepang mendaratkan banyak
pasukan di wilayah Thailand untuk melancarkan aksinya. Pengaruh Jepang
di Thailand mulai memudar seiring dengan berakhirnya Perang Dunia II
dengan Jepang sebagai pihak yang kalah. Pasca Perang Dunia II, Thailand
berbalik menjadi sekutu dekat Amerika Serikat.
Indochina Perancis (Kamboja dan Laos)
Indochina Perancis (Kamboja dan Laos)
Ketika Perang Dunia II di front Eropa pecah, pemerintah kolonial Perancis di Indochina Perancis mengalami pelemahan di segala aspek yang berimbas menjamurnya oposisi dalam negeri yang menuntut kemerdekaan dari Perancis. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Thailand yang didukung Jepang untuk membantu pasukan oposisi merebut kekuasaan dari tangan Perancis. Hal ini dilakukan Thailand dalam rangka merebut kembali wilayah Thailand yang dahulu dicaplok oleh Perancis. Perang yang terjadi pada tahun 1940-1941 dimenangkan oleh pihak Thailand yang dipimpin Plaek Phibunsongkhram. Perancis yang dipimpin oleh Jean Decoux dipaksa menyerahkan seluruh daerah jajahannya kepada Jepang, sementara daerah yang dipermasalahkan akan digabung dengan Thailand. Kekalahan pasukan Perancis pada perang tersebut secara otomatis menandakan dimulainya pendudukan Jepang di Indochina secara penuh.
Burma (Myanmar)
Invasi Jepang ke Burma dimulai pada tanggal 16 Desember 1941 dengan menempatkan Pasukan Angkatan Darat Kelimabelas di perbatasan Burma-Thailand sebelah selatan. Setelah mobilisasi pasukan dirasa cukup, Jepang melancarkan serangan pertamanya pada pertengahan Januari 1942 ke wilayah Victoria Point, basis pertahanan terluar Sekutu di sebelah selatan Burma yang diharapkan tidak akan jatuh ke pihak Jepang. Serangan kedua Jepang dilakukan dengan membantai polisi Burma di kantor polisi pusat Tenasserim yang dilakukan oleh Resimen Infanteri Jepang dari Divisi ke-55. Serangan berlanjut ke lapangan udara di Tavoy dan Mergui, masih di wilayah Tenasserim. Pasukan Burma yang mempertahankan lapangan udara tersebut terpaksa mundur karena kewalahan menahan laju pasukan Jepang yang terus merangsek ke utara. Sebelum mundur dari pertempuran, pasukan Burma dari batalyon ke-3 dan ke-6 mengevakuasi penduduk Mergui sebelum kedatangan pasukan Jepang. Sementara itu, di langit ibu kota Burma, Rangoon terjadi perang udara antara Angkatan Udara Jepang dengan detasemen kecil RAF (Royal Air Force) yang dibantu pilot relawan Amerika yang dikenal dengan “Flying Tigers”. Namun sejak lapangan udara Tavoy dan Mergui direbut Jepang, penyerangan lewat udara ke kota Rangoon semakin intensif dan tidak bisa lagi dibendung Sekutu. Pada tanggal 22 Januari 1942, Divisi ke-55 Jepang bergerak ke arah barat untuk menyerang Rahaeng yang melintasi perbatasan Kawkareik. Kekuatan pasukan Jepang yang dominan tidak dapat dibendung Brigade Infanteri ke-2 Burma meskipun dibantu oleh Brigade Infanteri ke-16 India. Dari sinilah, pasukan Jepang terus merangsek maju sampai ke kota Rangoon hingga berhasil menguasai sebagian Burma.
Guam
Sebelum dimulainya Perang Dunia II, status Guam merupakan wilayah kekuasaan Amerika Serikat. Pada 8 Desember 1941, Jepang menginvasi Guam dalam kampanye Perang Pasifik. Amerika Serikat yang tidak memprioritaskan Guam dalam perlindungannya, membuat Jepang dengan mudah menguasai pulau tersebut. Pada pukul 04.45 pagi tanggal 8 Desember 1941, gubernur Guam, George McMillin mendapat kabar tentang serangan Jepang ke Pearl Harbour. Pukul 08.27 pagi, pesawat Jepang dari Pulau Saipan menyerang barak Marinir Amerika Serikat, Piti Navy Yard, stasiun radio Libugon, Standard Oil Company, dan hotel Pan American di Guam. Selama serangan tersebut, kapal penyapu ranjau USS Penguin yang merupakan kapal angkatan laut terbesar di pulau itu tenggelam. Serangan udara Jepang ke Guam terus berlanjut dan mereda pada pukul 17.00 sore. Keesokan harinya pukul 08.30, serangan udara Jepang kembali membombardir Guam dengan 9 unit pesawat tempur. Pada malam harinya, Jepang mendaratkan 400 tentara Defence Force ke-5 dari Saipan ke Pantai Dungcas di sebelah utara Agana. Pertempuran yang tidak berimbang antara pasukan Amerika Serikat dan Jepang membuat Amerika Serikat harus menyerah. Melalui Gubernur George McMillin, Amerika Serikat resmi menyerah pada pukul 06.00 pagi tanggal 10 Desember 1941 kepada pemimpin pasukan Jepang, Tomitaro Horii.
Kepulauan di Pasifik
Sebelum jatuh ke pihak Jepang, Kepualuan Caroline merupakan jajahan
Jerman di Pasifik. Saat Perang Dunia I meletus di Eropa, keadaan Jerman
di Pasifik melemah. Hal ini dimanfaatkan oleh Jepang untuk merebut
jajahan Jerman di Pasifik pada tahun 1914, seperti Kepulauan Caroline,
Kepulauan Mariana, Kepulauan Marshall, Nauru, dan Mikronesia. Kontrol
Jepang atas beberapa kepulauan tersebut hilang pada tahun 1945 saat
Jepang mengalami kekalahan Perang Dunia II.







0 comments:
Posting Komentar