Senin, 15 Juli 2013

Malam Indonesia 2013 Tampilkan Atmosfir Sumatera di Kyoto



(KYOTO) Pergelaran budaya Malam Indonesia 2013 kembali digelar di Kyoto International Community House (KICI) pada Sabtu, 24 Agustus mendatang. Tahun ini dengan tema Love Indonesia Love Japan, akan menampilkan sejumlah pertunjukan budaya dari Sumatera.

Sumatera, sebagai salah satu pulau besar Indonesia, memiliki karakter budaya tersendiri yang menjadi daya tarik, seperti halnya Bali. "Ada dua konsep yang akan dihadirkan yaitu, pasar rakyat Sumatera dan performa panggung yang menghadirkan budaya Sumatera, seperti tari-tarian dan musik," ungkap Beni Sulistiono, Ketua Panitia Malam Indonesia, Kamis (11/06).

Dalam kegiatan yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali ini akan dimeriahkan dengan beberapa tarian yaitu tari Tor-Tor, tari Sapin, musik angklung, pertunjukan kesenian dari ITB dan lain-lain.

"Kegiatan ini selain untuk memperkenalkan budaya Indonesia, juga sebagian hasil penjualan tiket untuk donasi," ujar Beni. Nantinya donasi akan diberikan kepada pihak Jepang maupun Indonesia, tambahnya.
Khusus untuk Indonesia, akan digunakan untuk menyediakan perpustakaan bagi anak-anak di Papua.

Malam Indonesia 2013, akan dimulai pada pukul 15.00 untuk bazaar dan pameran, kemudian dilanjutkan dengan acara panggung pada pukul 17.00. Sementara untuk tiket masuk ada dua kategori, yaitu pre-order sebesar 2000 yen dan pembelian on the spot, 2500 yen.

Acara ini diselenggarakan oleh Perkumpulan Pelajar Indonesia (PPI) Kyoto-Shiga dengan bekerjasama dengan PPI Kansai, Indonesia Consulate General - Osaka, Indonesia Japan Friendshi Society of Kyoto dan Kyoto City International Foundation.

halojepang.com
=====

https://www.facebook.com/JAPAN.FOR.ALL?fref=ts

Festival Tari Gujo Dimulai



Sebuah festival tari musim panas tradisional dimulai di kota Gujo di Jepang tengah.

Gujo Odori, adalah sebuah festival tari bon yang memiliki sejarah sekitar 400 tahun mulai dari awal Masa Edo. Tarian ini bermula sebagai salah satu rekomendasi penguasa samurai baru di distrik tersebut. Ia mengupayakan rekonsiliasi antara para penguasa samurai dengan penduduk setempat. Tarian ini ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tradisional Penting Tak Berbentuk oleh pemerintah Jepang.

Tarian ini diadakan setiap tahun dari pertengahan Juli hingga awal September di sebuah kota tua di Provinsi Gifu. Pada hari Sabtu malam di lapangan pusat kota itu, para peserta berdoa untuk keselamatan selama festival berlangsung. Kemudian sebuah kendaraan hias yang membawa orang-orang yang memainkan seruling Jepang dan memukulkan gendang, bergerak menuju tempat tarian.

Para penduduk setempat dan pengunjung dari seluruh Jepang yang mengenakan yukata atau kimono musim panas dari katun, menari dalam lingkaran di tengah hujan sambil mengikuti irama musik itu. Seorang penari menyatakan ia menanti-nanti waktu untuk bisa menari dan akan menikmati malam itu meski ditengah guyuran hujan.

Puncaknya, tarian akan diadakan sepanjang malam selama empat hari berturut-turut mulai tanggal 13 Agustus. Penyelenggara berharap sekitar 300.000 orang datang selama festival berlangsung hingga awal bulan September.

Sumber: NHK.or.jp
 

Journey & Sunshine 한지우 Template by Ipietoon Cute Blog Design